Mayoritas konsumen tergiur melihat label diskon, sebab menganggap, jika sebuah barang telah diberi potongan harga, maka akan lebih murah. Padahal, seringkali pemasar telah menaikkan terlebih dahulu harganya, baru diberi label diskon. Hal tersebut disampaikan, staf pengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB Dr Megawati Simanjuntak, Kamis (23/10).
Mega, menjelaskan, ketidakmampuan konsumen dalam membedakan harga makanan kemasan yang paling murah antara yang telah didiskon dan yang tidak didiskon mengindikasikan masih banyak konsumen yang terkecoh.
Ia mencontohkan, susu di toko A dijual dengan harga Rp 23.000 dengan diskon 10 persen, sedangkan di toko B dijual dengan harga Rp 20.000. Dari riset kecil-kecilan terhadap sekelompok orang, didapati, sebanyak 30 persen konsumen memilih membeli susu di toko A dibandingkan susu yang tidak didiskon di toko B. Sementara 11,6 persen konsumen menyatakan tidak mengetahui susu mana yang harganya lebih murah.
Selain itu, Mega mengingatkan kepada konsumen untuk membaca label setiap produk. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan sebab label merupakan informasi penting menyangkut nama produk, bahan yang terkandung, isi, daya tahan, kegunaan produk, keterangan halal, hingga tanggal kedaluwarsa.
"Sebanyak 37,9 persen konsumen yang sering membaca label makanan ketika membeli suatu produk pangan, selebihnya tak memperhatikan label," paparnya.
Lebih lanjut Mega mengatakan, beberapa alasan yang menyebabkan konsumen tidak terbiasa membaca label makanan kemasan seperti loyalitas merek dagang dan faktor keterbatasan waktu. "Beberapa kasus yang merugikan konsumen adalah makanan kemasan yang dibeli seolah-olah terisi penuh, padahal kenyataanya tidak penuh," katanya.
Hasil penelitian juga menunjukan hanya 21,2 persen pembeli yang menyampaikan keluhan ketika merasa kurang puas dengan produk yang dibelinya. “Perlu diketahui, salah satu hak konsumen yang tercantum dalam Undang-Undang 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) adalah mendapat ganti rugi apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan harga yang dibelinya,” tambah Mega.