Dampaknya apa bagi konsumen. Masakan jadi gak pedas, dan sambalpun juga begitu. Lalu bagi penjual makanan: misalnya bakso, mie ayam dan lain-lain sambalnya pun dikurangi atau pake cabe yang namanya lombok katur yang isinya (bijinya) banyak. Atau juga sambalnya ditambah merica. Akibatnya malah jadi bikin sakit perut. Tapi juga gak semua penjual begitu. Tapi bagaimana tidak jika harga cabe bisa sampa tujuh puluh ribu per kilo. :(
Bisa jadi harga cabe yang terus meroket ini akan bertahan lama, pasalnya hujan masih saja turun yang memang tanaman cabe tidak tahan air. Dan juga gagal panen petani cabe ini juga bisa disebabkan hama tanaman. Saya bersama keluarga juga pernah bertanam cabe, memang pas harganya naik seneng, panen kepanasanpun gak dirasakan. Tapi jika harga murah ya malas memetiknya, gak sumbut.
Harga cabe yang mahal ini justru terjadi pada saat petani cabe tidak maksimal memperoleh panenannya. Ketika jumlahnya sedikit itulah harganya jadi naik. Pada saat petani cabe tanamannya bagus hasilnya banyak, tapi jika diuangkan tidak seberapa. Jadi sama-sama tanah satu petak, saat jumlah panennya banyak harga murah dan saat panennnya sedikit harga mahal. Mungkin hasilnya (keuntungannya) lebih besar saat panennya sedikit dan harga mahal.
Kadang hama dan cuaca itu bisa merugikan petani cabe, tapi dibalik itu juga harus berpikir karena keduanya pula juga bisa mengguntungkan petani cabe. Karena gagal panen besar, jumlah sedikit harganya jadi meroket. Untung dan rugi silir berganti.
Bagaimana pendapat Anda! Apa yang Anda rasakan saat cabe harganya mahal seperti ini, khususnya bagi pencinta masakan-masakan yang pedas? Share komentarnya di kolom komentar! :lol: