Pemerintah Klaim Jumlah Orang Miskin Menurun Dibanding Zaman Orba

Jakarta - Pemerintah mengklaim jumlah penduduk miskin di Indonesia saat ini sudah jauh menurun dibandingkan dengan zaman Orde Baru. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana menyatakan pertumbuhan ekonomi Indoensia di 2010 sebesar 6,1% sudah berkualitas, maka bisa dilihat dari penurunan kesenjangan dan penciptaan lapangan kerja.

"Sekarang apakah growth sudah berkualitas atau tidak itu dilihat dari apakah bisa menurunkan kesenjangan dan penciptaan lapangan kerja," ujarnya pada jumpa pers di Kantor Bappenas, Jalan Diponegoro, Jakarta, Jumat (18/2/2011).

Menurut Armida, di 2010 tingkat kemiskinan mencapai 13,33%. Jumlah ini, lanjutnya, turun terus-menerus dibandingkan tahun-tahun lalu, termasuk saat masih Orde Baru.

"Penduduk miskin turun dengan konsisten. Bisa lebih rendah dibandingkan ketika Orde Baru. Ini kita bandingkan dengan metodologi yang sama," jelasnya.

Di 1990 tingkat kemiskinan mencapai 15,1%, lalu pada 1998 tingkat kemiskinan meningkat pesat mencapai 24,2%. Kemudian di 1999, tingkat kemiskinan mulai turun dari 23,4% hingga 13,33% di 2010.

Armida mengakui penduduk miskin masih banyak di daerah. Pulau Jawa meraih tingkat pertama untuk jumlah penduduk miskin, mencapai 57,8% dari total seluruh penduduk miskin Indonesia.

"Jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Jawa 57,8%, Sumatera 21%," tandasnya.

Dengan demikian, Armida juga menyatakan tingkat kesenjangangan ekonomi masyarakat Indonesia semakin menurun. Gini ratio yang mengukur tingkat kesenjangan di 2010 mencapai 3,33.

"Dulu gini ratio pernah sempat meningkat 2005 menjadi 3,43, lalu tahun 2006 jadi 3,57, dan tahun 2007 sebesar 3,76" ujarnya.

Selain itu Armida juga menyatakan kesempatan kerja tumbuh. Tahun lalu porsi sektor informal adalah 69% dan formal 31%. Walaupun tahun lalu pertumbuhan kesempatan kerja sektor formal lebih baik yaitu tumbuh 10,17% sedangkan informal minus 0,41%.

"Jadi yang lebih bagus itu, lebih besar sektor formal dibandingkan informal," tandasnya.

(nia/dnl)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »