Jakarta - Saya adalah penggemar berat TPI (kini bernama MNCTV) sejak dulu. Acara-acaranya selalu saya nantikan. Rugi rasanya memindahkan ke cannel lain. Namun, sejak manajemen TPI/ MNC mengacak siaran langsung Liga Inggris saya merasa kecewa dan mulai malas nonton TPI.
Kalau di kota-kota besar okelah siaran tv swasta nasional bisa diakses melalui cannel UHF. Tapi, kami yang tinggal di kota-kota kecil, di pelosok desa, di lereng gunung, dan di lembah lembah hanya bisa mengakses siaran televisi melalui digital parabola.
Jadi apakah kami yang tinggal di pelosok desa jika ingin menyaksikan siaran langsung Liga Inggris harus membeli Indovision atau sejenisnya terlebih dahulu? Sementara untuk sarana penerangan saja masyarakat masih menggunakan genset. Untuk itu mewakili masyarakat pecinta TPI/ MNC terkhusus penggemar bola saya menyarankan kepada Manajemen MNC TV kiranya mempertimbangkan kembali kebijakannya mengacak siaran pertandingan bola.
Lucunya lagi giliran film zaman bahula dulu diputar berulang-ulang. Sementara informasi terbaru khususnya perkembangan dunia olah raga diacak dan hanya bisa dinonton sebagian kalangan saja.
Contohlah televisi lain. Selain beritanya selalu terdepan siaran bolanya juga oke tanpa
ada virus yang bernama 'acak'. Malulah dengan Kamboja, Vietnam, dan Thailand. Televisi mereka tak ada yang mengacak siaran bola kecuali saat Piala Dunia lalu.
Karena pemilik televisi di negara itu sadar betul kalau masyarakat (pemirsa)-nya berasal dari berbagai kalangan (tidak semuanya orang kaya dan mampu). Apalagi MNC sekarang punya motto-selalu dihati?
Buktikan implementasi dari motto tersebut. Jangan hanya karena komersil untuk menjual produk tertentu. Jutaan pemirsa harus dikorbankan. Terima kasih!
Syamsul Muin
Lubuklinggau
syamsulmuin30@gmail.com
085267023176