"Harus menunggu Kepmen, saat nanti disetujui. Biasanya sekitar September atau Agustus," kata Direktur Utama JSMR, Frans Sunito saat berjumpa di kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (4/2/2011).
Kenaikan ruas mengacu pada data inflasi yang dikeluar Badan Pusat Statistik (BPS). Nantinya keputusan naiknya tarif akan dituangkan dalam Keputusan Menteri.
"Belum kita ajukan. (penerapan tarif baru) menjelang itu, akan permohonan terlebih dahulu. Inflasi yang kami pakai, yang BPS punya," ujarnya.
Diperkirakan, kenaikan tarif tol akan dilakukan pada 11 ruas jalan yang dikelola JMSR, setelah tahun lalu telah dinaikan 2 ruas tol lainnya, yakni ruas Jakarta-Cikampek dan tol Sedyatmo (akses menuju Bandara).
"(Kenaikan) ini memang sesuatu yang berkala. Jika tahun genap kita ada dua ruas yang meningkat, maka di tahun ganjil ada 11 ruas, kecuali Jakarta-Cikampek dan tol Sedyatmo. Kenaikannya mengikuti kenaikan inflasi tahun depan, kita masih tunggu," ucap Direktur Keuangan JSMR Reynaldi, kala itu.
Sepanjang tahun 2010 perseroan meyakini bahwa laba bersih sampai akhir tahun 2010 melebihi Rp 1 triliun, atau melampaui pencapaian tahun sebelumnya, Rp 922 miliar. Peningkatan laba tahun ini disumbang oleh pendapatan usaha yang diprediksi mencapai Rp 4,3 triliun, atau naik 17% dibandingkan periode yang sama tahun 2009.
Sedangkan, volume kendaraan yang akan menggunakan 13 ruas tol JSMR akan mencapai 960 juta kendaraan. Realisasi volume kendaraan ini dipicu oleh kenaikan traffic hampir di seluruh ruas tol milik JSMR. Rata-rata kenaikan sebesar 3-4%.
Pada tahun ini, JSMR berencana menambah 15 Km ruas baru yaitu tol Semarang-Ungaran. Penambahan ini bagian dari rencana perseroan menambah ruas tol sepanjang 200 Km selama 3 tahun kedepan.
Alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) juga telah disiapkan sebanyak Rp 7 triliun. Dana ini termasuk capex anak usaha dan induk, masing-masing Rp 4 triliun dan Rp 3 triliun.
(wep/ang)