SURABAYA - Kusniartin Fatimah, akhirnya memilih melaporkan oknum anggota Satlantas Polrestabes Surabaya yang dituduhnya merampas mobil Toyota Rush miliknya.
Perempuan 43 tahun asal Jalan Gatot Kaca, Japan Raya, Mojokerto itu merasa tidak ada itikad baik dari polisi bernama Bripka IV itu.
Dia menceritakan, aksi sita sepihak itu dilakukan anggota Tim Speed itu terjadi pada 13 Desember 2012 di Jalan Raya Darmo-Jalan Dr Soetomo.
"Tiba-tiba mobil saya dihentikan dengan arogan. Saya kaget ternyata dia hentikan mobil saya karena alasan dicari-cari leasing," katanya, Kamis (3/1/2012).
Mobil Toyota Rush warna hitam bernopol S 1228 YD itu langsung disita Bripka IV.
"Saya ditilang dengan Pasal 288 (1) jo 106 (5) UU Lalu Lintas yang kaitannya dengan kepemilikan SIM. Lha waktu dihentikan itu saya tidak nyetir tapi saya yang ditilang," ujarnya.
Yang membuat janda polisi ini heran, pelanggaran SIM yang dituduhkan berbuntut pada penyitaan kendaraan. Fatimah curiga Bripka IV berkomplot dengan pihak leasing tempatnya menyicil kredit.
Dia mengaku, sudah sembilan bulan ini tidak membayar. Namun Fatimah berdalih tidak bisa membayar karena ditolak pihak leasing.
"Saya awalnya telat 2 bulan. Terus mau bayar ditolak. Akhirnya nunggak sampai 9 bulan. Tapi kan itu bukan urusan Bripka IV. Anehnya, apa karena nunggak itu kemudian saya ditilang?" tandasnya.
Untuk proses selanjutnya, Fatimah diminta menjalani sidang di PN Surabaya pada 21 Desember 2012. Namun, surat tilang yang ditulis Bripka IV tidak dikirim ke pengadilan. Dia mengaku melanggar aturan dengan mengganti plat nomor dari S 1415 RZ menjadi S 1228 YD.
"Tapi bukan pelanggaran itu yang ditilang. IV malah mengganti nopol mobil saya menjadi AB 1837 NA," imbuhnya.
Selanjutnya, Fatimah mengaku dituduh menggelapkan mobil milik leasing. Tapi sampai dia melapor ke Propam Polda, tuduhan itu tidak pernah diteruskan ke reserse kriminal.
Fatimah melaporkan Bripka IV ke Propam Polda dengan nomor laporan STPL/01/I/2013/Yanduan.
Share this
